Tuesday, February 19, 2008

Tak kenal maka tak sayang

Perasaan ini dalam

Walaupun tak sedalam apa yang kau rasakan

Puisi atau syair klasik apa yang pernah merayumu

Rangkaian kalimatku tak sedalam sang pujangga


Dalam mimpiku seorang pujangga ulung mengangkat kitab puisi

Tak peduli mantra atau syair sakti yang dibacakannya

Atau kilauan cahaya yang bersalutkan emas tak membuatku silau

Ataukah suara bisingnya dunia ini yang membuat telingaku berat mendengar.


Musik atau kidung pujian yang berirama pun tak terdengar

Hanya suara tulen nada lantang yang terus bergema

Bergema membentuk kalimat-kalimat indah untuk dikenang

Ahh… aku terbuai dalam mantra sakti sang pujangga

Bagaikan seorang perwira yang menawan musuhnya dengan pedang bermata dua


Masih teringat mantra-mantra sakti sang pujangga dalam pikiranku

Ya. Memang selalu teringat untuk dikenang seturut waktu yang ku miliki

Dalam bait-baik puisinya dia mengatakan “Tak kenal maka tak sayang”

Dalam waktu kalimat itu terus ku kenang bahkan menjadi pahatan asmara dalam hatiku


5 comments:

Anonymous said...

rangkaian katamu melebihi sang pujangga yng mengangkat kitab puisi..
bingung gw mw ngasih komentarx...aq khbisan kata2 coz d ambil smua m qm..

Sukses y...

piss

Anonymous said...

Pujangga itu pasti pernah mengenal sayang.
dan pujangga itu tentu juga pernah menyayangi perkenalan.

tapi kita?
apakah jangankan menyayang, berkenalan pun, seakan belum pernah terlintas.

maka bukan dalam mimpiku,
aku mengajakmu untuk bertegur sapa,
bukan agar menyayangi, tapi agar meng-akrab-i

agar tidak hanya dalam waktu pahatan pesaudaraan terkenang
tapi juga dalam luasnya samudera dimensi ruang.

salam kenal.
Choby

Anonymous said...

jangan dulu(kau cuma menggodaku)

oh...cinta
jangan dulu bergeliat
mengetuk ketuk pintu kamarku
siangku belum senja
kutaburkan dulu biji biji melati
juga rumput catalunia
yang dibawa merpati setelah mereka sandar di verona

cinta...
lepaskan tanganmu dari lonceng kamarku
itu menggertakku,seakan kau tak sabar
memelukku

cinta...
aku...bercawat rumbia
mahkota tembikar
masih bertelanjang kaki
taman amerta belum paripurna
ibu asuh satria airlangga masih membelaiku
hingga garuda wisnu kencana
selesai terukir di pundakku


cinta...
hentikan teriakanmu itu,memanggilku syahdu
sedang aku masih melacurkan ragaku dalam angan dan cita
tunggu dulu cinta....tunggu
nanti fatamorgana pasti bermuara

cinta...
kau tak bergeming,menggoncang goncang pintu
mengoyak kesabaranku
aku tergugu...
aku tergugu....
cinta...
karena aku mengerti secara pasti...
bila kubuka pintu itu,ibarat rama yang menyambut cintanya...
..............kau tak akan ada di situ.....................
cinta...
hanya angin lembah dan kicauan burung gereja
mengolokku,
sepi...

aku tergugu....

kau cuma menggodaku...

kau tak ada di situ...

kau cuma menggodaku...





rza_1986@yahoo.com

mudjiran said...

Aq berikan dengan tulus iklas sebuah cinta tanpa syarat, gratis tis.... tanpa uang muka maupun cicilan dengan bunga yang selangit. bagi pendaftar pertama mendapatkan payung cantik.
www.mudjirangokil.blogspot.com

Anonymous said...

keindahan madah bukan pada bait2nya saja...
penghayatan dalam kata2 yg puitis itu lebih indah dalam baitan madah itu sendiri..
mmg senang mengarang madah...
tp isi yang sulam dalam madah itu mesti benar2 bermakna dan menyapa kalbu..
semoga dapat mengarang kata2 lagi..
gudluck!