Saturday, February 16, 2008

Sang Pemintal

Tarian jemari sang pemintal menari di atas benang-benang sutra. Terlihat garis-garis wajah yang lembut tapi tengang. Dengan sorotan mata tajam kian bergerak liar. Tarian jemari semakin cepat terlihat lincah dan gesit menusuk bagaikan seorang satria ulung yang membunuh musuh-musuhnya tapi sesungguhnya engkau hanya menyulam. Tanpa kidung atau musik tapi sulamanmu berirama dengan pola yang teratur.
Ahhhh... sudah selayaknya engkau diapresiasi oleh seniman terkini tapi jasamu tinggal kenangan, semuanya dimakan oleh sang waktu, dihimpit oleh seorang penguasa yang bengis. Walaupun tak dihargai ataupun dihempas dan ditekan tapi engkau tetap setia dengan karyamu.
Teriakanmu atau suara tangismu sebagai pengaduan dari dirimu tak pernah kudengar. Hanya wajah kesetian yang tulus yang terpancar dalam dirimu dengan balutan wajah polosmu yang lugu. Dengan kesibukan dan keterbasanmu. Seorang wanitah anggun melangka dengan sombong didampingi oleh seorang jejaka yang tampan dan begis merombah dan memilah hasil karyamu. Kutahu karyamu tak seberapa dihargai tapi sesungguhnya engkau telah menciptapakan dan memberikan inspirasi mahakarya yang indah.

3 comments:

Anonymous said...

10 jempol bwt qm..Qm memang berbakat..wlw ketika d liat sepintas hx sebuah tulisan tp bermakna dalam..
truskan..key
piss

Anonymous said...

10 jempol bwt qm..Qm memang berbakat..wlw ketika d liat sepintas hx sebuah tulisan tp bermakna dalam..
truskan..key
piss

Anonymous said...

10 jempol bwt qm..Qm memang berbakat..wlw ketika d liat sepintas hx sebuah tulisan tp bermakna dalam..
truskan..key
piss